“Apakah masih ada tersisa
jejak cinta di dunia ini?”
jejak cinta di dunia ini?”
Jawabku:
“Cinta
itu ketika ibu menghajar anaknya,
Lalu ia menangis terisak di ruang atas,
Dan setelah pudar sembab di matanya,
Ia membalut luka buah hatinya.
Lalu ia menangis terisak di ruang atas,
Dan setelah pudar sembab di matanya,
Ia membalut luka buah hatinya.
Cinta
itu ketika ayah pulang mencari nafkah
Membawa sekerat roti untuk anaknya.
Dengan wajahnya yang letih ia tersenyum,
Senyuman yang tak menyentuh matanya.
Membawa sekerat roti untuk anaknya.
Dengan wajahnya yang letih ia tersenyum,
Senyuman yang tak menyentuh matanya.
Cinta
itu ketika badai hidup melanda,
Dan seorang sahabat duduk di sisimu,
Rela merasakan badai itu bersamamu,
Demi menarikmu ke air yang tenang.
Dan seorang sahabat duduk di sisimu,
Rela merasakan badai itu bersamamu,
Demi menarikmu ke air yang tenang.
Sesungguhnya,
Cinta itu sederhana,
namun sulit dipahami.
Cinta itu sederhana,
namun sulit dipahami.
Cinta
itu cuma-cuma,
namun tak terhingga mahalnya.
namun tak terhingga mahalnya.
Cinta
senantiasa berbisik,
namun gaungnya mengubahkan dunia.”
namun gaungnya mengubahkan dunia.”
No comments:
Post a Comment