Wednesday, March 23, 2016

Biblical Music - Musik Alkitabiah (Part 1)

Musik adalah karunia Allah bagi manusia sehingga musik tidak pernah terpisah dari kehidupan manusia. Di mana ada kehidupan di sana ada musik. Musik merupakan everydayness. Jika ada orang yang menamakan dirinya “music-hater”, bagi saya dia bagaikan orang yang tidak suka nasi atau air putih. Tuhan memberikan musik dalam kehidupan manusia dan manusia boleh menikmatinya dalam seluruh hidupnya. Luther berkata, “Musik adalah anugerah terbesar setelah Alkitab.”
Karena setiap manusia bersinggungan dengan musik, jenis musik sendiri sangat beragam. Manusia menyatakan cintanya kepada Tuhan dan sesama lewat musik. Manusia menyatakan dukacita dan sukacita juga lewat musik. Bahkan untuk berperang pun ada musiknya sendiri. Musik berbicara banyak tentang kehidupan.
Tidak dapat disangkali bahwa ada musik-musik yang berbobot, tetapi juga ada musik yang dangkal. Ada musik-musik yang begitu kompleks, tetapi ada juga yang sederhana. Ada musik yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi sehingga diperlukan ketekunan untuk bisa memainkan atau menyanyikannya, tetapi juga banyak musik-musik yang mudah dihafal dan sering terdengar dalam kehidupan sehari-hari. Ada musik yang baik, ada musik yang buruk. Musik memiliki kekuatan yang dapat mempengaruhi kehidupan seorang manusia. Seseorang yang terus-menerus mendengarkan musik bernuasa cengeng akan menjadi seorang yang lemah dalam hidup, sulit berjuang, karena terus dibuai sehingga mental demikianlah yang terbentuk. Orang yang terus mendengar musik yang keras biasanya menjadi seorang yang keras dan ada kecenderungan pemberontak. Karena itu kita harus berhati-hati dan mengetahui musik seperti apa yang kita konsumsi.
Akan tetapi salah satu kesulitan membicarakan musik adalah karena orang-orang umumnya hanya mengerti musik di kulitnya saja, sehingga ketajaman mereka untuk membedakan kualitas tidak ada dan seringkali mereka puas terhadap apa yang mereka suka dengan alasan: “Yang penting enak atau bisa dipakai, tidak sulit, mudah, tidak eksklusif, lebih merakyat, lagi nge-trend, saya suka dan enjoy!” Mereka ingin musik yang instan, mudah dikonsumsi, dan semua pusat penilaiannya adalah SAYA.
Kita bisa mengamati bahwa biasanya orang menyukai musik yang mereka ketahui, dan cenderung tidak suka musik yang tidak mereka ketahui, asing, atau tidak mereka kuasai. Ini karena mereka tidak bisa mencapai, menikmati, dan menyanyikannya. Istilah gampangnya, level-nya tidak sama. I know what I like, I like what I know—dan apa yang saya suka mempengaruhi hidup saya. Sayangnya, justru orang yang hanya tahu sedikit tentang musik yang paling sulit berubah dan diajak berdiskusi tentang musik. Seharusnya kesukaan kita terhadap sesuatu jangan membatasi kita untuk belajar, karena dari mana kita tahu apa yang kita sukai itu benar?

Sunday, March 6, 2016

Cauliflower Casserole

This particular casserole recipe is from Tip Hero, but I improvised it a little. I have been trying to be healthier by eating more vegetables and less meat. And this Cauliflower Casserole is perfect, because it is vegetarian (except for the eggs). I put the recipe down below:


Broccoli Celery Potato Purée

My ultimate most favorite comfort food. And yes, my comfort food is actually vegetarian (I know, I can hardly believe myself too).  But this particular recipe is to die for. Trust me, broccoli could be your new best friend if you treat it right and with the respect it deserves. Looks fancy, but does not need a lot of effort to replicate. The original recipe is with broccoli, celery, and potato, but I improvised with pumpkin and squash as well by merely substituting the broccoli and celery with pumpkin and squash. The delicious orange-color purée below is the pumpkin-squash purée. Perfect for a chilly autumn day.



Below is the recipe: